Boven Digoel Gelar Pelatihan Pencegahan Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak

br6924036cd6577.jpg

Tanah MerahInfoPublik - Pemerintah Kabupaten Boven Digoel kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak melalui Pelatihan Pencegahan Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (PMTCT). Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan ini menjadi langkah strategis untuk menekan angka penularan penyakit menular yang berpotensi diturunkan kepada bayi.

Dalam sambutan penutupan kegiatan, Wakil Bupati Boven Digoel, Marlinus, menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan adalah bagian penting dalam memastikan layanan yang berkualitas bagi ibu hamil dan bayi.

“Kegiatan ini adalah langkah penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan angka penularan penyakit menular, khususnya dari ibu kepada anak. Melalui pelatihan ini, para peserta telah mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan dalam deteksi dini, pencegahan, serta penanganan HIV, sifilis, dan hepatitis B,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025). 

Wakil Bupati menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya kegiatan formal, tetapi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas layanan ibu dan anak di Boven Digoel.

“Pelatihan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memperkuat komitmen dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama di Kabupaten Boven Digoel,” tegasnya.

Wakil Bupati Marlinus juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan. “Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada para narasumber, fasilitator, serta seluruh pihak yang telah memberikan waktu, tenaga, dan dedikasi dalam menyukseskan kegiatan ini. Materi dan ilmu yang diberikan menjadi bekal berharga bagi kita semua dalam upaya menekan angka penularan penyakit menular di daerah kita tercinta,” ungkapnya.

Menutup sambutannya, Wakil Bupati memberikan pesan khusus kepada seluruh peserta agar pengetahuan yang diperoleh tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi diterapkan dalam pelayanan langsung kepada masyarakat.

“Segala pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh tidak boleh berhenti sampai di sini. Harus diterapkan di lapangan, baik dalam pelayanan kesehatan, penyuluhan, maupun pendampingan kepada ibu hamil. Dengan penerapan nyata, kita turut melindungi generasi penerus dari ancaman HIV, sifilis, dan hepatitis B,” pungkasnya.

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dan kader dalam deteksi dini, konseling, serta penatalaksanaan kasus. Dengan kemampuan yang lebih baik, risiko penularan HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu ke anak dapat ditekan lebih efektif.

Kegiatan ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam membangun derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, bebas penyakit menular, dan mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

(MC Boven Digoel, Carukh)